Halaman

Jumat, 17 Desember 2010

Struktur dan Organisasi Tubuh

BAB II
STRUKTUR DAN ORGANISASI TUBUH

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang jaringan pada tumbuhan, jaringan pada hewan, organ tumbuhan dan sistem organ pada hewan.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan dasar untuk memahami materi lanjutan seperti anatomi dan fisiologi baik hewan maupun tumbuhan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur dan organisasi tubuh.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara tak kawin (vegetatif) pada perkembangbiakan secara kawin terjadi percampuran antara sel ovum dan sperma membentuk satu sel zigot. Zigot membelah terus-menerus sehingga terbentuk embrio, dan embrio berkembang menjadi individu baru. Sel zigot membelah berkali-kali, mula-mula membentuk sel yang seragam (blastula). Sel-sel tersebut belum mempunyai fungsi khusus. Pada saat perkembangan embrio, sel-sel tersebut berkembang menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya. Sel mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Jadi dari sel yang seragam berubah menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya.
Macam jaringan penyusun tubuh tumbuhan berbeda dengan macam jaringan penyusun tubuh hewan dan manusia. Berikut akan diuraikan jaringan penyusun tubuh tumbuhan dan hewan.


3.1 Jaringan Tumbuhan
Berdasar sifatnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan merestematik dan jaringan permanen.
a. Jaringan Meristematik
Jaringan merestematik (jaringan embrional) terdiri dari kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan yang lain. Contoh jaringan meristematik adalah jaringan meristem pada pucuk batang dan akar serta jaringan kambium. Jaringan meristem pada ujung batang dan akar mengakibatkan tumbuhan bertambah tinggi. Jaringan cambium menghasilkan jaringan pembuluh kayu dan pembuluh tapis yang menyebabkan tumbuhan bertambah besar (lihat Gambar ).

Gambar . Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam.
1. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
2. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
a) Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
b) Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
c) Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
b. Jaringan Permanen (Jaringan Dewasa)
Hasil pembelahan jaringan meristematik disebut jaringan permanen, karena tidak mengalami diferensiasi lagi. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan permanen dibedakan menjadi berikut ini:
1) Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya (lihat Gambar ).

Gambar . Jaringan Epidermis
2) Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam (lihat Gambar ). Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.


Gambar . Jaringan Parenkim
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
 Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
 Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
 Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
 Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
3) Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
 Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak (lihat Gambar ).

Gambar . Jaringan Kolenkim
 Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid (lihat Gambar ).

Gambar . Jaringan Sklerenkim
4) Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu (lihat Gambar ).
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

Gambar . Jaringan Pengangkut
5) Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem (lihat Gambar ).

Gambar . Jaringan Gabus

2.Jaringan Hewan
Pada tubuh hewan tungkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi
1. Epitel Pipih
a. Epitel pipih selapis
Contoh:
pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal.
b. Epitel banyak lapis
Contoh:
pada kulit, rongga mulut, vagina.
2. Epitel Kubus
a. Epitel kubus selapis
Contoh:
pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium.
b. Epitel kubus banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.

Gambar 16. 1. Epitel kubus selapis, 2. Epitel pipih selapis dan 3. Jaringan ikat
(diambil dari lapisan allantois dan amnion embrio babi).
3. Epitel Silindris
a. Epitel silindris selapis
Contoh:
pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan bagian atas.
Gambar 17 . Epitel silindris banyak lapis bersilia .
(tampak silia di tengah-tengah,
diambil dari eaofagus janin).
b. Epitel silindris banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar ludah, uretra.
c. Epitel silindris banyak lapis semu/epitel silindris bersilia
Contoh:
pada trakea, rongga hidung.
4. Epitel Transisional
Merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah. Contoh: pada kandung kemih.

A : kandung kemih kosong B : kandung kemih berisi urine
Gambar 18. Epitel transisional dari kandung kemih anjing
Sebagai jaringan yang menutup seluruh permukaan luar dan dalam tubuh setiap organisme, jaringan epitel mempunyai fungsi sebagai berikut
1. Sebagai pelindung
2. Sebagai kelenjar
3. Sebagai penerima rangsang
4. Sebagai lalu lintas keluar masuknya zat

b. Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Jaringan ikat dapat dikelompokkan menjadi jaringan ikat biasa, jaringan ikat khusus, jaringan ikat penyokong, dan jaringan ikat penghubung.
1.Jaringan ikat biasa
Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan jaringan ikat longgar. Jaringan ikat padat misalnya jaringan pada tendon otot. Tendon otot adalah ujung berkas otot yang melekat pada tulang. Jaringan ikat longgar merupakan jaringan pengisi ruangan di antara organ-organ.
2. Jaringan ikat khusus
Jaringan ikat khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi dalam bentuk lemak, menahan goncangan, dan membentuk darah. Contoh jaringan ikat khusus adalah jaringan lemak yang ada di bawah kulit.
3.Jaringan ikat penyokong
Jaringan ikat penyokong terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang sejati. Jaringan tulang sejati juga berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah (eritrosit).
4.Jaringan ikat penghubung
Jaringan ikat penghubung terdiri atas darah dan limfa. Jaringan darah terdiri atas plasma darah dan butiran darah. Butiran darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit). Jaringan darah berfungsi mengangkut oksigen, karbondioksida, sari makanan, zat-zat sisa, dan hormon. Jaringan limfa terdiri dari cairan limfa yang beredar pada pembuluh limfa. Cairan limfa berfungsi untuk mengangkut lemak.
Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :
 Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.
 Membungkus organ.
 Mengisi rongga di antar organ.
 Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.
 Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.
 Menghasilkan kekebalan.
c.Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
 Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan. Untuk jelasnya lihat Gambar 19.

Gambar 19. Otot Polos
 Jaringan Otot Lurik atau Otot Rangka
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras. Untuk jelasnya lihat Gambar 20.

Gambar 20. Otot Lurik
 Jaringan Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung. Untuk jelasnya lihat Gambar 21.

Gambar 20. Otot Jantung

d. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan serabut saraf. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf (lihat Gambar 21) . Jaringan saraf berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot. Jaringan saraf hanya dimiliki hewan dan manusia. Terdapat 3 macam sel saraf
1. Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang belakang.

2. Sel Saraf Motorik
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
3. Sel Saraf Penghubung
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.


Gambar 21. Sel saraf (neuron) dengan akson dan dendrit)
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.
3.3 Organ Tumbuhan
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.
a. Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
1) Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2) Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam (lihat Gambar ).
a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
d.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium : merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis : terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur : letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.

Gambar . Anatomi Akar
b. Batang
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)
c. Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian (lihat Gambar ).
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
2. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.

Gambar . Anatomi Daun

3.4 Sistem Organ Pada Hewan
a. Organ
Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Organ hewan secara umum mencakup jantung, paru-paru, otak, mata, lambung, limpa, pankreas, ginjal, hati, usus, kulit, uterus, saluran urin, tulang, dan lain-lain. Contoh: usus halus, berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri dari jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat, dan jaringan saraf.


b. Sistem Organ
Sistem Organ merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsi - fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga proses yang berlangsung di dalam tubuh suatu organisme dapat berjalan dengan baik sesuai aktivitas hidup organisme yang bersangkutan. Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ - organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Sistem organ merupakan gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu. Berikut ini berbagai sistem dalam tubuh beserta fungsinya dan organ penyusunnya:
1) Gerak
Fungsi: penyokong, pelindung organ internal, alat gerak.
Penyusun: tulang & otot
2) Sirkulasi
Fungsi: transportasi darah dan cairan limfa. Penyusun: jantung, pembuluh darah, pembuluh limfa, darah.
3) Saraf
Fungsi: koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: otak, 12 pasang saraf kranial, 31 pasang saraf spinal, sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik
4) Kelenjar buntu (endokrin)
Fungsi: menghasilkan hormon untuk mendorong pertumbuhan, perkembangan dan koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pituitari dan kelenjar adrenal
5) Respirasi
Fungsi: bernapas (pertukaran udara).
Penyusun: hidung, tenggorokan/trakea, paru-paru
6) Pencernaan
Fungsi: memproses makanan.
Penyusun: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus, kelenjar pencernaan
7) Eksresi (ginjal)
Fungsi: pengeluaran sisa-sisa metabolisme, mengatur keseimbangan osmotik darah. Penyusun: ginjal, ureter, kantong kemih, uretra
8) Reproduksi
Fungsi: perkembangbiakan
Penyusun: organ kelamin pada jantan (penis, testis) dan betina (ovarium, uterus)
9) Kulit (integumen)
Fungsi: pelindung tubuh
Penyusun: kulit dan derivatnya.
Rangkuman
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara tak kawin (vegetatif). Sel mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Jadi dari sel yang seragam berubah menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya. Macam jaringan penyusun tubuh tumbuhan berbeda dengan macam jaringan penyusun tubuh hewan dan manusia.
Berdasarkan sifatnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan merestematik dan jaringan permanen. Jaringan merestematik (jaringan embrional) terdiri dari kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan yang lain. Hasil pembelahan jaringan meristematik disebut jaringan permanen, karena tidak mengalami diferensiasi lagi.
Pada tubuh hewan tungkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.
Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Organ hewan secara umum mencakup jantung, paru-paru, otak, mata, lambung, limpa, pankreas, ginjal, hati, usus, kulit, uterus, saluran urin, tulang, dan lain-lain.
Sistem Organ merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsi - fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga proses yang berlangsung di dalam tubuh suatu organisme dapat berjalan dengan baik sesuai aktivitas hidup organisme yang bersangkutan.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan 3 macam mersitem berdasarkan letaknya.
2. Sebutkan macam-macam parenkim berdasrkan fungsinya
3. Apa fungsi jaringan ikat pada hewan
4. Sebutkan beberapa sistem organ pada manusia
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan untuk:
• Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
• Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
• Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Macam-macam mersitem berdasarkan letaknya
a) Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
b) Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
c) Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
2. Macam-macam parenkim berdasarkan fungsinya
 Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
 Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
 Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
 Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
3. Fungsi jaringan ikat
 Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.
 Membungkus organ.
 Mengisi rongga di antar organ.
 Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.
 Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.
 Menghasilkan kekebalan.
4. Sistem organ pada manusia
a. Gerak
Fungsi: penyokong, pelindung organ internal, alat gerak.
Penyusun: tulang & otot
b. Sirkulasi
Fungsi: transportasi darah dan cairan limfa. Penyusun: jantung, pembuluh darah, pembuluh limfa, darah.
c. Saraf
Fungsi: koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: otak, 12 pasang saraf kranial, 31 pasang saraf spinal, sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik
d. Kelenjar buntu (endokrin)
Fungsi: menghasilkan hormon untuk mendorong pertumbuhan, perkembangan dan koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pituitari dan kelenjar adrenal
e. Respirasi
Fungsi: bernapas (pertukaran udara).
Penyusun: hidung, tenggorokan/trakea, paru-paru
f. Pencernaan
Fungsi: memproses makanan.
Penyusun: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus, kelenjar pencernaan
g. Eksresi (ginjal)
Fungsi: pengeluaran sisa-sisa metabolisme, mengatur keseimbangan osmotik darah. Penyusun: ginjal, ureter, kantong kemih, uretra
h. Reproduksi
Fungsi: perkembangbiakan
Penyusun: organ kelamin pada jantan (penis, testis) dan betina (ovarium, uterus)
i. Kulit (integumen)
Fungsi: pelindung tubuh
Penyusun: kulit dan derivatnya.
e. Referensi
Anonim. 2009. http://jenktya.files.wordpress.com/2008/06/jaringan6.pdf (diakses tanggal 22 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/ Praweda/Biologi/0049%20Bio%202-2a.htm (diakses tanggal 22 Oktober 2009).
Anonim. 2009. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/20/jaringan-pada-tumbuhan/ (diakses tanggal 22 Oktober 2009).
Anonim. 2009. http://micro.magnet.fsu.edu/cells/ leaftissue/images/ leafstructure figure1.jpg (diakses tanggal 22 Oktober 2009).
f. Senarai
Jaringan embrional = jaringan yang selalu membelah

Perilaku Makhluk Hidup

BAB X
PERILAKU

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang pengertian perilaku, perilaku bawaan dan perilaku berajar.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi perilaku kehidupan makhluk hidup di alam sekitar.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang perilaku.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
10.1 Pengertian Perilaku
Perilaku ialah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara oraganisme dengan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus itu, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respon, dan efektor itulah yang sebenarnya melaksanakan aksi. Perilaku juga dapat terjadi sebagai akibat stimulus dari dalam. Perilaku dapat dibagi atas 2 bentuk, yakni perilaku bawaan dan perilaku terajar.
10.2 Perilaku Bawaan
Perilaku bawaan adalah merupakan respon yang sifatnya dalam ukuran besar, ditemukan oleh jalur-jalur koordinasi saraf yang diwariskan. Berikut adalah beberapa contoh perilaku bawaan.
a. Tropisme
Tropisme merupakan perilaku pada tumbuhan yang tergolong dalam perilaku bawaan. Gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Tropisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu trope, yang berarti membelok. Bila gerakannya mendekati arah rangsangan disebut tropisme positif sedangkan jika gerak responnya menjauhi arah datangnya rangsangan disebut tropisme negatif. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dibedakan menjadi, fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme dan tigmotropisme. Contoh gerak ini adalah
• gerak batang tumbuhan ke arah cahaya,
• gerak akar tumbuhan ke pusat bumi,
• gerak akar menuju air, dan
• gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis tumbuhan bersulur.
b. Gerak Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan namun arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Kata nasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh karena itu, arah gerak dari bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Contoh gerak nasti adalah
• Menutupnya daun putri malu dan tumbuhan Venus karena sentuhan
• Menutupnya daun-daun majemuk pada tanaman polong-polongan saat malam hari
• Membuka dan menutupnya bunga pukul empat
• Membuka serta menutupnya stomata
c. Gerak Taksis
Taksis adalah gerak seluruh atau bagian tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaksis.
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan berupa cahaya. Misalnya Klorofil (zat hijau daun) yang bergerak menuju arah datangnya cahaya. Kemotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat kimia. Misalnya Spermatozoa yang bergerak menuju sel telur pada peristiwa pembuahan (metagenesis) tumbuhan lumut (Bryophyta). Sel telur (ovum) mengeluarkan zat kimia (gula dan protein) yang dapat merangsang spermatozoa untuk bergerak mendekatinya.


d. Refleks
Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui reflex arc. Gerak refleks dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk mengetahui kerusakan atau pemfungsian dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Ada dua macam gerak refleks yaitu:
1. Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
2. Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.
Gerak refleks dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakan motorik pada latihan olah raga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis selama pengkondisian klasikal. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
e. Naluri
Naluri atau insting adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan diperoleh secara turun-temurun (filogenetik). Dalam psikoanalisis, naluri dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar yang dibagi atas naluri kehidupan (eros) dan naluri kematian (thanos). Misalnya pembuatan sarang laba-laba dan sarang burung.
f. Perilaku Ritme dan Jam Biologis
Merupakan prilaku berulang ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atrau periode. Daur prilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.



10.3 Perilaku Terajar
Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalaman individu. Berikut adalah contoh-contoh dari perilaku terajar.
a. Kebiasaan
Hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak beraksi terhadap stimulus berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal dengan sebagai kebiasaan (habituasi) dan merupan suatu contoh belajar sejati. Jika Anda membuat suara aneh di dekat anjing piaraan, biasanya ia akan beraksi dengan memutar kepalanya ke arah sumber bunyi tadi. Akan tetapi, jika stimulus itu diberikan berulang-ulang dan tidak terjadi apa-apa terhadap anjing itu baik yang menyenangkan atau tidak, akhirnya ia berhenti berespons. Bahwa hal ini merupakan kasus belajar sejati dan bukannya merupakan akibat adaptasi dari reseptor indra yang ditunjukan melalui kenyataan bahwa respon itu berlaku untuk waktu lama.
b. Keterpatrian/ Tanggap Tiru Imprinting
Salah satu contoh belajar yang sangat khusus lagi nyata ialah keterpatrian. Jika seekor angsa (anak angsa) yang baru menetas dihadapkan pada sebuah benda berukuran lumayan yang bergerak dan mengelaurkan bunyi yang dapat terdengar, hewan-hewan itu akan mulai mengikutinya sebagaimana mereka mengikuti induknya selama hidupnya. Hal ini yang disebut dengan keterpatrian. Sebenarnya, bila anak angsa itu mencapai kematangan seksual, akan menjadikan benda yang dipaterikan tadi sebagai tujuan dorongan seksualnya, daripada anggota spesiesnya sendiri.
c. Respon yang Diperlazimkan
Bentuk perilaku terajar yang paling sederhana iala reson yang diperlazimkan. Respon ini merupakan hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda dengan yang semula memicunya. Mekanisme respon ini adalah berkat penelitian yang dilakukan oleh Ivan Pavlov. Dari hasil percobaa Pavlov diperoleh bahwa penempatan makanan di dalam mulut anjing mengakibatkan mulut anjing mengeluarkan liurnya. Hal ini merupakan refleks bawan sederhana yang melibatkan saraf. Selanjutnya Pavlov menemukan bahwa jika ia membunyikan bel setiap kali ia memasukkan daging ke dalam mulut anjing, maka akhirnya anjing itu akan berliur begitu mendengar bel itu saja. Ini merupakan bentuk dari respon yang diperlazimkan. Anjing telah belajar beraksi terhadap stimulus pengganti, yaitu stimulus yang diperlazimkan.
d. Pelaziman Instrumental
Anjing yang dikekang pada sustu posisi dan respon yang diperlazimkan (pengeluaran air liur) merupakan pembawaan lahir. Tetapi prinsip pelaziman dapat juga dipakai untuk melatih hewan melakukan tugas-tugas yang bukan pembawaan lahir. Dalam hal ini, hewan tersebut ditempatkan pada sustu keadaan sehingga dapat bergerak dan melakukan sejumlah kegiatan perilaku yang berlain-lainan. Latihan seprti inilah yang dikenal dengan pelaziman instrumental atau pelaziman operan.
Istilah terakhir yang ditetapkan oleh psikolog B.F Skinner menunjukkan bahwa melalui perilakunya hewan itu beroperasi pada lingkungannya, yaitu mempengaruhi situasi. Ini juga disebut belajar mencoba-coba karena hewan tersebut bebas untuk mencoba berbagai respon sebelum menemukan yang ada imbalannya. Masalah simpang siur adalah merupan suatu bentuk instrumental yang membuat hewan dihadapkan dengan urutan alternatif. Semut dan tikus adalah merupak hewan yang amat pandai mengatasi jalan simpang siur ini.
e. Motivasi
Diantara kebanyakan hewan, motivasi (dorongan) dihubungan dengan kebutuhan fisiknya. Seeekor hewan yang merasa haus akan mencari air dan yang merasa lapar akan mencari makan. Kepuasan terhadap dorongan ini merupakan kekuatan motivasi yang dibalik perilaku hewan tersebut.
Sementara kita merunut sebagian besar perilaku manusia terhadap keinginan memuaskan kebutuhan fsisik, tidak semuanya dapat diterangkan seperti di atas. Banyak hal yang kita lakukan itu tampaknya kita lakukan untuk kepentingan mereka sendiri. Kambing, kera dan simpanse pun ditemukan terlibat dalam kegiatan yang bertujuan memecah masalah kendatipun bila imbalan atau hukuman luat tidak dilibatkan. Rupa-rupanya proses itu sendiri sudah merupakan imbalan baginya.


f. Konsep
Bila dihadapkan pada suatu masalah,mungkin kita melakukan satu atau dua usaha sembarang untuk memecahkannya dan kemudian tiba-tiba berhasil. Kita sebut respon ini wawasan. Respon yang terjadi akibat wawasan cukup berbeda dengan segala sesuatu yang telah kita pikirkan sampai sekarang. Sementara respon itu bergantung pada bahan[-bahan sebelumnya diajarkan, bagi individu hal itu sama sekali baru.
Wawasan mencakup hal-hal yang telah dikenal dengan cara-cara baru serta bergantung pada perkembangan konsep atau prinsip. Hal itu dapat digambarkan pada percobaan hipotesis seekor tikus yang ditempatkan pada pintu setengah lingkaran., tiga diantaranya dibuka sekaligus. Pintu manapun yang dibuka jika tikus itu masuk melalui pintu yang kiri atau yang kanan, hewan itu memperoleh kejutan. Jika tikus itu masuk pintu tengah, ia akan menemukan imbalan makanan. Kalaupun tikus itu harus belajar untuk segera pergi ke pintu tengah (sekalipun pintu itu menuju kejutan pada percobaan sebelumnya, maka hewan itu akan mempelajari suatu konsep. Dalam hal ini, konsep itu akan berupa gagasan hal tengah. Tikus tidak akan bereaksi terhadap stimulus khusus yang pasti melainkan terhadap gagasan. Dari pengalamnnya dengan pintu-pintu khusus, maka akan berkembanglah gagasan mengenai pintu pada umumnya.
g. Bahasa
Selama bertahun-tahun diterima secara umum bahwa suatu ciri yang membedakan manusia dari seluruh hewan lainnya ialah penggunaan bahasanya. David Premack dan Ann memilih untuk menyelidiki potensi bahasa simpanse denga menggunakan simbol-simbol plastik berpunggung metal untuk kata-kata dan papan tulis bermagnet yang padanya dapat dihimpunkan simbol plastik tersebut sehingga membentuk kalimat. Setelah melatih bertahun-tahun, simpanse itu mempunyai perbendaharaan kiata sekitar 130 buah. Perbendaharaan kata mereka bukan hanya kata benda tapi mencakup kata kerja dan kata sifat.
h. Memori
Jika organisme bermaksud memodifikasi perilakunya dari pengalaman, maka ia harus mampu mengingat-ingat pengalamannya itu. Sekali sesuatu dipelajari, maka memori diperlukan agar yang dipelajarinya itu tetap ada. Ada dua teori dasar tentang memori.
 Memori merupakan proses yang dinamik dimana sensasi menimbulkan impuls saraaf yang kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jarring-jaring neuron dalam system saraf pusat
 Setiap sensasi yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang ada di dalamnya
i. Perilaku adaptif
Tekanan yang diberikan sampai kini adalah pada berbagai macam perilaku. Masing-masing bergantung pada apa yang kita sebut mesin perilaku; reseptor indra, sirkit dalam sistem saraf dan organisasi otot.
Sekarang mari kita perluas pandangan tentang perilaku, atau lebih tepatnya sekarang kita ingin mengetahui apa nilai adaptif suatu perilaku khusus dalam kehidupan hewan itu yang berakibat perilaku khusus dalam kehidupan hewan itu yang berakibat perilaku tersebut menjadi bagian penting dalam warisan evolusioner spesies bersangkutan sperti urutan asam amino dalam protein dan anatomi dalam sistem sarafnya. Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopang dalam hidupnya, yakni makan, mecegah jangan sampai dimakan, mampu bertahan hidup dalam kondisi fisik lingkungannya dan meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya.
j. Perilaku Makan
Makan melibatkan penentuan pilihan pada macam makanan apa yang akan dimakan pada waktu tertentu. Biasanya hewan memilih macam makanan tertentu dan memusatkan padanya sampai titik hasil yang menurun. Tujuan makan adalah mendapatkan energi, tetapi energi ini digunakan untuk mencari makanan. Jadi hewan itu berperilaku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan (rasio) kerugian/ keuntungan dari pencarianmakan itu. Hewan itu bergeser dari satu makanan ke makanan yang lain apabila perbandingan kerugian/ keuntungan dari yang pertama menjadi lebih besar dari yang kedua.
Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui perkembangan “citra makan” untuk makan-makanan yang untuk sementara menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Untuk beberap spesies, citra mencari itu bukan merupakan perwujudan macam makanannya saja melainkan tempatnya yang khusus (umpamanya lahan yang sedang digarap) yang terus menerus memberi imbalan kepada usahanya (hampir sperti penangkap ikan berpengalaman mengetahui dimana ikan “tourt” yang besar itu agaknya bersembunyi. Alih-alih membuang energi dalam pencarian makanan yang aktif, banyak hewan menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya tarik dan seterusnya, yang menarik mangsanya agar berada dalam jangkaunnya.
k. Perilaku Mempertahankan Diri
Macam perilaku mempertahankan diri sangat beragam diseluruh dunia hewan. Perilaku tersebut berkisar dari melarikan diri dari pemangsa atau dengan menggunakan senjata bertahan dan menggunakan kamuflase dan mimikri. Hewan sosial biasanya meliputi perilaku anti pemangsa operatif dalam daftarnya. Satu individu dalam kumpulan atau kawanan akan tetap waspada semnetara yang lain memakan rumput dan akan memberi isyarat alarm jika bahay amengintai.
l. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu dan sebaginya. Kisaran ini agakny relatif luas bagi hewan seperti mamalia, burung yang memiliki mekanisme yang efisien dalam mempertahankan kendali homeostatis sebaliknya kisaran ini sangat sempit bagi vertebrata lain seperti ikan, amphibi serta avertebrata. Sebagai contoh, “Pill Bug” (porcellio) merupan krustase darat, tidak dapat bertahan hidup lama dalam udara kering. Pada saat kelembaban rendah, ia menaikkan laju lokomosinya. Sebaliknya ketika kelembaban meningkat, laju geraknya menurun. Akibat perilaku ini, disebut suatu kinesis, secara bertahap hewan-hewan itu berkumpul di daerah berkelembaban tinggi.. Hal ini terjadi sekalipun arah gerakannya tidak ada sangkut pautnya dengan arah daerah berkelembaban tinggi (jika demikian, responnya akan taksis).


m. Perilaku Reproduktif
Semua bentuk perilaku reproduktif merupakan hasil dan juga penyebab tenaga-tenaga evolusioner yang amat kuat. Anda dapat membayangkan bahwa gen-gen yang mengendalikan perilaku bercumbu, perilaku wilayah dan perilaku dominansi sangat dipilih, yaitu sangat mungkin diturunkan kepada generasi yang mendatang.
Pada kebanyakan spesies hewan, yang memilih jodoh ialah yang betina. Si jantan dilempar ke dalam persaingan dengan jantan-jantan yang lain utnuk jodohnya. Jadi kita menemukan jantan dari banyak spesies terlibat dalam perilaku bercumbu. Seperti perilaku bercumbu juga menjamin bahwa alat-alat reproduktif jantan dan betina (telur yang matang dan sebagainya) akan siap untuk kawin pad saat yang sama.
Jantan dari banyak spesies menentukan wilayah dari jantan lainnya untuk menarik betina untuk perkembangbiakan. Di antara mamalia, wilayh ini berfungsi sebagai tempat untuk berkembang biak dan membesarkan yang muda. Akan tetapi banyak burung mengintai wilayah yang digunakan untuk memberi makan. Mereka mempertahankan wilayah ini terhadap serbuan anggota-anggota lain spesiesnya.

Rangkuman
Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi akaibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan unutk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respond an efektor untuk melaksanakan aksi. Prilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umunya perilaku suatu organisme merupakan gabungan stimulus dari dalam dan luar. Bentuk prilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Perilaku bawaaan
Perilaku bawaan merupakan perilaku yang dihasilkan oleh gen dan factor-faktor lingkungan. Contoh perilaku bawaan adalah taksis, refleks, naluri, pelepasan prilaku naluriah dan perilaku ritme dan jam biologis.
b. Perilaku terajar
Prilaku terajar adalah prilaku yang lebih kurang diperoloeh atau domodifikasikan permanent sebagai akaibat darib pengalaman individu. Contoh perilaku terajar adalah kebiasaan, keterpatria/tanggap tiru imprinting, respon yang diperlazimkan, pelaziman instrumental, motivasi, konsep, bahasa, memori, prilaku makan, perilaku mempertahankan diri dan perilaku reproduksi
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Jelasakan perbedaan antara perilaku bawaan dan perilaku terajar.
2. Sebutkan dua teori tentang memori
3. Sebutkan contoh perilaku mempertahankan diri
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan untuk:
• Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
• Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
• Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Perbedaan perilaku bawaan dan perilaku terajar
a. Perilaku bawaaan
Perilaku bawaan merupakan perilaku yang dihasilkan oleh gen dan factor-faktor lingkungan. Contoh perilaku bawaan adalah taksis, refleks, naluri, pelepasan prilaku naluriah dan perilaku ritme dan jam biologis.
b. Perilaku terajar
Prilaku terajar adalah prilaku yang lebih kurang diperoloeh atau domodifikasikan permanent sebagai akaibat darib pengalaman individu. Contoh perilaku terajar adalah kebiasaan, keterpatria/tanggap tiru imprinting, respon yang diperlazimkan, pelaziman instrumental, motivasi, konsep, bahasa, memori, prilaku makan, perilaku mempertahankan diri dan perilaku reproduksi
2. Teori tentang memori
a. memori merupakan proses yang dinamik dimana sensasi menimbulkan impuls saraaf yang kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jarring-jaring neuron dalam system saraf pusat
b. setiap sensasi yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang ada di dalamnya
3. Contoh perilaku mempertahankan diri
a. Mimikri adalah cara mempertahankan diri terhadap musuh dengan cara menyerupai sesuatu, secara khas menyerupai tipe lain organiseme lain
b. Kamuflase adalah cara mempertahankan diri dengan cara menyamar terhadap warna, pola dan bentuk sehingga menyerupai lingkungan sekitarnya
c. Autotomi adalah cara memepertahankan diri dengan memotong atau memutuskan salah satu bagian hidupnya
d. Mengeluarkan bau atau cairan tubuh
e. Referensi
Anonim. 2009. http://www.e-dukasi.net/mapok/ mp_full.php?id= 375&fname= materi4a.html (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Refleks (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.e-dukasi.net/mapok/ mp_full.php?id=373&fname= materi4.html (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/ Praweda/ Biologi/ 0084%20Bio%202-9c.htm (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://iceteazegeg.wordpress.com/2009/04/06/perilaku-hewan/ (diakses tanggal 24 Oktober 2009)

J.W. Kimball. 1987. Biologi. Edisi 5 (terjemahan). Jakarta : Erlangga. Jilid 2.
f. Senerai
Perilaku = tindakan atau aski
Stimulus = rangsangan
Reseptor = penerima

Struktur dan Fungsi Sel

BAB II
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang sejarah sel, teori sel, sel prokariotik dan eukariotik, struktur sel dan fungsi bagian-bagiannya, perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan, komposisi kimia protoplasma dan sifat fisik protoplasma
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi-materi selanjutnya tentang hehidupan secara keseluruhan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur dan fungsi sel.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
2.1 Sejarah Sel
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau selaput sel. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalandengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Galileo Galilei (Awal Abad 17) dengan alat dua lensa menggambarkan struktur tipis dari mata serangga. Gallei sebenarnya bukan seorang biologiwan pertama yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop.
b. Robert Hook (1635-1703) melihat gambaran satu sayatan tipis gabus suatu kompertemen atau ruang-ruang disebut dengan nama Latin cellulae (ruangan kecil), asal mula nama sel.
c. Anton van Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 – 26 Agustus 1723), menggunakan lensa-lensa untk melihat beragam spermatozoa, bakteri dan protista.
d. Robert Brown (1733-1858) pada tahun 1820 merancang lensa yang dapat lebih fokus untuk mengamati sel. Titik buram yang selalu ada pada sel telur, sel polen, sel dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Titik buram disebut sebagai nukleus.
e. Matias Jacob Schleiden pada tahun 1838 berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara nukleus dan perkembangan sel.
f. Teodor Schwan (1810-18830): Sel adalah bagian dari organisme
2.2 Teori Sel
Munculnya teori sel didahului oleh sejumlah penelitian yang dilakuakan pada abad ke-19 oleh dua orang biologiwan yang berkebangsaan Jerman, yakni Mathew J. Scheilden dan Theodor Schwann dengan satu konsep generalisasi yang menyatakan bahwa semua tumbuhan dan hewan terdiri atas sel-sel, sel adalah unit structural dan fungsional dari semua organisme. Teori ini selanjutnya oleh Rudolph Virchow dalam bukunya yang berjudul Cellular Pathologi (1858) antara lain menyatakan setiap sel berasal dari sel atau Omnis cellula e cellula.
Rudolf Virchow (1821-1902) seorang ahli fisiologi menyatakan bahwa sel membelah menjadi dua sel. Sel berasal dar sel yang sudah ada. Analis mikroskopis pada pertengahan abad 19 membuktikan bahwa sel adalah unit terkecil kehidupan yang berlangsung terus menerusberasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal. Konsep-konsep tersebut menjadi teori sel:
a) Semua organisme tersusun atas satu se atau lebih sel
b) Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup
c) Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel.
1.3 Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
Telah diketahui bahwa semua organisme hidup di bumi sekarang berasal dari sel tunggal yang lahir 3.500 berjuta-juta tahun yang lalu. Sel purba ini digambarkan dengan suatu selaput di sebelah luar, salah satu peristiwa yang rumit yang memimpin penetapan hidup di atas bumi. Molekul organik sederhana tersebut mungkin telah diproduksi dalam kondisi-kondisi yang memungkinkannya hidup dan lestari di bumi dalam status awal hidpunya (kira-kira selama milyaran tahun pertamanya).
Sel ialah satu unit kehidupan. Semua benda hidup baik hewan atau tumbuhan disusun oleh sel. Sel-sel ini berkumpul dan bergabung dengan adanya bahan antara sel diantaranya untuk membentuk jaringan seperti otot, tulang rawan dan saraf. Dalam keadaan tertentu beberapa jaringan bergabung dan membina organ seperti kelenjar, pembuluh darah, kulit dal lain-lain. Di alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Istilah prokariotik, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro, artinya sebelum dan kryon, artinya inti. Jadi sel prokariotiiik artiya ”sebelum inti”. Ini mengandung pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi genetik yang tersebar di dalam sitplasmanya. Eukariot dibangun dari kata Eu da Karyon. Eu, berarti sungguh dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah sel-sel yang telah memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas (Sumardi dan Marianti, 2007).
a) Sel Prokariot
Yang termasuk di dalam golongan sel-sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang hijau-biru atau Cyanobacteria.
b) Sel Eukariot
Sel-sel eukariotik memiliki struktur yang lebh maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel pada umumnya terlihat sebagai massa yang jenih dengan bentuk yang tidak teratur, dibatasi oleh sutu selaput dan ditengah-tengahnya tedapat bangunan yang lebih pucat yang bentuknya bulat, disebut nnukleus atau inti sel. Jadi secara umum sel itu dibina oleh selaput atau membran sel, plasma sel, dan inti sel.
1.4 Struktur Sel dan Fungsi Bagian-Bagiannya
a. Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. Untuk jelasnya struktur sel dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur Sel Secara Umum
b. Fungsi Bagin-Bagian Sel
Secara umum setiap sel memiliki membran sel, sitoplasma, dan inti sel atau nukleus. Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh tumbuhan.
Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah bentuk.
1. Membran Plasma
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup dengan sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yan luar biasa ini tebalnya kira-kira 8 nm. Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki permeabilitas selektif, yakni membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan mudah daripada substansi lainnya. (Campbell, dkk., 2002). Berikut dapat dilihat pada Gambar 7 struktur dari membran plasma.

Gambar 7. Struktur Membran Plasma
Secara umum, fungsi membran plasma adalah sebagai berikut (Landriani, 2007) :
1. Mengatur transport zat
2. Melindungi sitoplasma dan isi sel
3. Terdapat protein integral untuk transport aktif
4. Terdapat protein perifer untuk menangkap zat yang dibutuhkan
2. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan organel yang paling penting bagi sel. Ada sel yang mempunyai dua nukleus seperti sel otot jantung dan ada multinukleus seperti sel otot rangka. Fungsi inti sel adalah sebagai pusat aktivitas sel dan sebagai pengatur pewarisan sifat-sifat keturunan (kromosom). Dari segi morfologi, nukleus terdiri atas:
a) membran nucleus
b) kromatin
c) nucleolus
d) Nukleoplasma inti sel berbentuk bulat atau lonjong, dibatasi oleh membran rangkap.
3. Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel. Istilah ini digunakan untuk memberikan nama dari cairan sel dan segala sesuatu yang terlarut di dalamnya, untuk membedakan cairan yang berada dalam inti sel, yaitu nukleoplasma. Sitoplasma berada dalam sistem koloid kompleks, sebagian besar adalah air yang di dalamnya terlarut molekul- molekul kecil maupun besar (makromolekul), ion-ion, dan bahan hidup atau organel-organel. Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain.
a) Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma berupa sistem membran yang sangat luas di dalam sel, berupa saluran-saluran dan tabung pipih (lihat Gambar 9). Ruang yang terkurung itu mungkin saling berhubungan. Retikulum endoplasma ada dua jenis, yaitu RE kasar atau bergranula dan RE halus atau tak bergranula

Gambar 9. Struktur Retikulum Endoplasma
RE kasar kerana terdapat unit-unit ribosom pada permukaan external embrannya. RE halus tidak mempunyai ribosom pada permukaannya. RE licin banyak terdapat dalam sel-sel hepar dan kelenjar adrenal.
b) Ribosom
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi di dalam sitoplasmanya. Bentuknya agak bulat, dengan diameter kurang lebih 250 A. Fungsi ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein. Di bawah mikroskop elektron, tampak bahwa ribosom terdiri dari dua bagian, yang satu leih besar dari yang lain. Untuk jelasnya lihat lihat Gambar 10.

Gambar 10. Struktur Ribosom
c) Badan Golgi
Badan Golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong-kantong yang khas dikelilingi membran. Lempengan kantong ini disebut sisterna. Dalam sel tumbuhan, badan Golgi terdiri atas susunan dari beberapa sisterna (lihat Gambar 11). Pada penghujung kantong terdapat kantong-kantong bulat kecil atau vesikula yang menempel dan yang seolaholah terjentik dari ujung kantong yang berukuran lebih besar (Sheeler and Bianchi, 1987).

Gambar 11. Struktur Badan Golgi
Badan Golgi sebagai organel sel eukariotik mempunyai fungsi yang beragam, antara lain Sheeler and Bianchi, 1987):
 Mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebas-kan dari sel,
 Memproses protein-protein yang telah disintesa oleh ribosom dari retikulum endoplasma,
 Mensintesa polisakarida tertentu dan glycolipids,
 Memilih protein untuk berbagai lokasi di dalam sel,
 Memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma, dan
 Memproses kembali komponen-komponen membran plasma yang telah memasuki sitosol selama endositosis. Badan golgi berperan dalam banyak proses selular yang berbeda tetapi yang utama adalah dalam hal sekresi.
d) Mitokondria
Mitokondria berbentuk lonjong atau oval, berdiameter kurang lebih 0,2 µm. Mitokndra memiliki membran rangkap, membran dalam membentuk lipata-lipatan yang dinamakan Krista (lihat Gambar 12). Di dalam sel jumanya banya sekali, terutama pada sel-se yang giat bekerja seperti hat, ginjal, dan sel-sel otot. Fungsi utama dari mitokondria adalah sebagai tempat respirasi sel atau sebagai pembangkit energi.

Gambar 12. Struktur Mitokondria

e) Lisosom
Lisosom adalah struktur-struktur kecil, berbentuk agak bulat dan bermembran. Ia merupakan organel sitoplasma yang mengandung berbagai jenis enzim hidrolisis. Dapat dibedakan atas lisosom primer dan lisosom sekunder. Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan saja. Untuk jelasnya lihat lihat Gambar 13.

Gambar 13. Struktur Lisosom

f) Kloroplast
Kloroplast hanya terdapat pad tumbuhan dan ganggang tertentu. Kloroplas dibatasi oleh membran rangkap, di dalamnya terdapat cairan atau matriks fluid yang disebut stroma, dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Struktur Kloroplast
Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa pada bagian dalam stroma terdapat struktur yang membran yang dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum. Bagian dalam tilakoid disebut lokulus. Tilakoid yang menghubungkan antar grana disebut fret. Di dalam membran tilakoidterdapat enzim-enzim untuk kelengkapan reaksi terang fotsintesis, dan di sinilah terdapatnya lorofil. Jadi fungsi tilakoid adalah sebagai tempat berlangsungnya reaksi terang fotosintesis. Sedangkan pada stroma terdapat enzim-enzim yang sangat penting untuk reduksi CO2 menjadi kabohidrat. Jadi fungsi stroma adalah tempat berlangsungya reaksi gelap fotosintesis


g) Peroksisom
Peroksisom merupakan ruangan metabolisme khusus yang dilingkupi oleh membran tunggal (gambar). Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai substrat ke oksigen, yang menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai produk samping, dari sinilah organel tersebut mengambil namanya, dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Struktur Peroksisom
Peroksisom berbentuk agak bulat dan sering memiliki inti butiran atau kristal yang mungkin saja kumpulan banyak enzim. Peroksisom ini berada dalam sel daun. Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat kedekatannya dengan dua keloroplastdan sat mitokondria. Organel-organel ini bekerja sama dengan peroksisom dalam fungsi metabolisme tertentu.
h) Vakuola
Vakuola dan vesikula merupakan kantung terikat membran di dalam sel, tetapi vakuola lebih besar daripada vesikula. Vakuola sentral biasanya merupakan ruangan terbesar di dalam sel tumbuhan, yang meliput 80% atau lebih dari sel dewasanya. Vakuola sel tumbuhan merupakan ruangan yang serbaguna. Vakuola ini merupakan tempat menyimpan senyawa organik, seperti protein yang ditumpuk dalam vakuoa sel penyimpanan dalam benih. Vakuola ini juga ,erupakan tempat penimbunan ion anorganik yang utama dari sel tumbuhan, seperti kalium dan klorida.




1.5. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Struktur dasar semua sel adalah sama, yaitu terdiri dari membran sel, sitoplasma dan inti. Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang tidak ditemukan pada sel hewan. Berikut adalah beberapa perbedaan yang mendasar antara sel hewan dan sel tumbuhan (lihat Tabel 2).
Sel Hewan Sel Tumbuhan
a. tidak memiliki dinding sel
b. tidak memiliki plastida
c. memiliki lisosom
d. memiliki sentrosom
e. timbunan zat berupa lemak dan glikogen
f. bentuk tidak tetap
g. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit a. memiliki dinding sel dan membran sel
b. umumnya memiliki plastida
c. tidak memiliki lisosom
d. tidak memiliki sentrosom
e. timbunan zat berupa pati

f. bentuk tetap
g. memiliki vakuola ukuran besar, banyak
1.6 Komposisi Kimia Protoplasma
Benda hidup tersusun dari substansi hidup yang terdiri dari molekul-molekul organik yang majemuk, sering dengan berat molekul besar (lebih dari 2000). Molekul-molekul itu terdiri dari unsur C,H,O, dan N dalam jumlah yang bervariasi tetapi dengan proporsi tertentu, dan unsur kimia lain yang jumlahnya berbeda-beda. Secara bersama-sama molekul-molekul tersebut membentuk substansi hidup yang disebut protoplasma. Jadi benda hidup mempunyai protoplasma yang hidup, berarti kehidupan ada di dalam protoplasma. Benda mati juga terdiri dari unsur-unsur kimia yang sama seperti unsur-unsur kimia yang sama seperti unsur-unsur yang menyusun benda hidup, dan juga terdiri dari unsur-unsur lain, tetapi unsur-unsur itu tersusun sebagai senyawa kimia mati atau substansi mati, dengan berat molekul kurang dari 2000.
Protoplasma terdiri dari sekumpulan yang memiliki tanda-tanda hidup. Dari analisis kimia terlihat bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, sakharida, dan garam-garam mineral sebagai yang terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Senyawa- senyawa penyusun Protoplasma
Sel Senyawa Protoplasma
Sel hewan (dalam %) Protoplasma
Sel Tumbuhan (dalam %)
Air 60,0 75,0
Senyawa organik: 35,7 22,5
Protein + asam nukleat 17,8 4
Lipida 11,7 0,5
Sakharida 6,2 18
Senyawa anorganik 4,3 2,5

a. Air, garam, dan ion-ion mineral
Pada setiap sel, kecuali sel pada biji, tulang, dan email, air merupakan komponen terbesar. Air di dalam sel berfungsi sebagai pelarut ion dan substansi lain.Air juga berfungsi untuk reaksi enzimatik dan dapat terbentuk dari proses metabolisme. Sedangkan garam-garam yang mengalami ionisasi menjadi ion, misalnya kation K+ dan Na+, serta anion Cl-, berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa dalam sel.
b. Protein
Protein merupakan komponen terbesar dari sel dan merupakan polimer dari asam amino yang saling berikatan dengan ikatan peptida. Terdapat 20 macam asam amino penyusun protein. Protein tersusun dari karbo, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, kadang-kadang juga sulfur. Fungsi protein diantaranya : sebagai penyusun sel, untuk proses fisiologis dalam sel, protein yang berupa enzim bertindak sebagai katalisator berbagai reaksi kimia, dan berperan dalam gerakan dalam sel. Beberapa fungsi protein membrane adalah (Campbell et al., 2000):
 Protein yang membentang membrane memberikan suatu saluran hidofilik melintasi membrane yang bersifat selektif untuk zat terlarut tertentu. Hidrolisis ATP dilakukan oleh beberapa protein transport untuk memompa bahan melintasi membrane secara aktif.
 Protein yang berada di dalam membrane mungkin berupa enzim dengan sisi aktifnya yang dipaparkan ke zat-zat pada larutan sebelahnya.
 Protein membran mungkin memiliki tempat pengikatan dengan bentuk spesifik yang sesuai dengan bentuk-bentuk mesenjer kimiawi, seperti hormone. Sinyal dapat menyebabkan perubahan konformasi protein yang menyalurkan pesan ke bagian dalam sel.
 Protein membran dari sel-sel bersebelahan mungkin dikaitkan bersama-sama dalam berbagai bentuk junction.
 Beberapa glikoprotein berfungsi sebagai label identifikasi yang secara khusus dikenali oleh sel lain.
c. Lipid
Lipid merupakan senyawa yang bersifat hidrofobik dan larut dalam pelarut organik. Dalam sel terdapat bermacam-macam lipid yang penting, diantaranya fosfolipid, glikolipid, lemak, dan steroid.Keenceran lapis ganda lipid ditentukan oleh komposisinya yaitu asam lemak dan kolesterol. Semakin banyak kandungan asam lemak tak jenuh, menyebabkan lapisan lipida makin encer.
d. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi dan komponen penting untuk dinding sel. Pada membran sel eukariota, selalu terdapat karbohidrat meskipun hanya 2-10 persen.Adanya karbohidrat berpengaruh terhadap fungsi membran. Oligoskarida pada membran dapat berfungsi sebagai penanda suatu sel karena antara jenis sel yang satu dengan yang lain jenis oligosakaridanya berbeda. Misalnya pada sel darah merah yang bergolongan darah A, B, AB, dan 0.
e. Asam Nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul yang sangat penting untuk kelangsungan hidup sel. Asam terdiri atas dua macam, yaitu Asam deoksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribosa nukleat (RNA). DNA merupakan penyimpan informasi genetis dan bersama-sama dengan protein histon membentuk kromosom. Satu asam nukleat merupakan polimer nukleotida yang saling berikatan dengan ikatan fosfodiester. Satu molekul nukleotid tersusun dari sebuah basa nitrogen, gula ribosa atau deoksiribosa, dan gugus fosfat. Basa nitrogen ada dua macam yaitu purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (timin/urasil dan sitosin). Selain sebagai asam nukleat, nukleotida berfungsi sebagai menyimpan energi kimia misalnya ATP.
1.7 Sifat Fisik Protoplasma
Ada beberapa teori mengenai sifat-sifat fisik protoplasma. Sifat - sifat protoplasma terdiri atas dua macam, yaitu sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro (C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro (Fe, Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn, Si, B, Mo), serta senyawa - senyawa kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air, mineral). Sifat fisika protoplasma antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis, efek tyndall, tegangan permukaan tinggi dan adsobsi. Untuk jelasnya sifat fisik protoplasma dapat di uraikan sebagai berikut.
a. Koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek tyndall. bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak dijumpai pengendapan, misalnya. sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya. beberapa jenis koloid adalah aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap), sol, emulsi, buih dan gel.
b. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
c. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

d. Adsorpsi Koloid
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas akan terakumulasi. Jadi adsorpsi terkait dengan penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karena partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air.
f. Elektroforesis
Partikel koloid sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalm medan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektrofesis.
Femonema elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan partikel koloid.
g. Siklosis
Gerak siklosis, dibedakan menjadi gerak sirkulasi yaitu gerak plasma mengelilingi ruangan sel dari sisi ke sisi lainnya. Dan gerak rotasi, yaitu gerak plasma berputar mengelilingi vakuola:
Rangkuman
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau selaput sel. Di alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Secara garis besar sel teridiri atas membrane plasma, inti sel dan stoplasma serta organel-organel.
Protoplasma terdiri dari sekumpulan yang memiliki tanda-tanda hidup. Dari analisis kimia terlihat bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, sakharida, dan garam-garam mineral. Protoplasma memiliki beberapa sifat, yakni sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro (C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro (Fe, Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn, Si, B, Mo), serta senyawa - senyawa kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air, mineral). Sifat fisika protoplasma antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis, efek tyndall, tegangan permukaan tinggi dan adsobsi.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan beberapa teori sel
2. Buatkan dalam tabel perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
3. Sebutkan beberapa sifat fisik dari protoplasma
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan untuk:
• Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
• Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
• Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian materi atau diskusi.


d. Kunci Jawaban
1. Teori-teori sel
a) Semua organisme tersusun atas satu se atau lebih sel
b) Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup
c) Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel.
2. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Sel Hewan Sel Tumbuhan
a. tidak memiliki dinding sel
b. tidak memiliki plastida
c. memiliki lisosom
d. memiliki sentrosom
e. timbunan zat berupa lemak dan glikogen
f. bentuk tidak tetap
g. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit a. memiliki dinding sel dan membran sel
b. umumnya memiliki plastida
c. tidak memiliki lisosom
d. tidak memiliki sentrosom
e. timbunan zat berupa pati

f. bentuk tetap
g. memiliki vakuola ukuran besar, banyak

3. Sifat fisik protoplasma
Protoplasma memiliki beberapa sifat, yakni sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro (C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro (Fe, Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn, Si, B, Mo), serta senyawa - senyawa kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air, mineral). Sifat fisika protoplasma antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis, efek tyndall, tegangan permukaan tinggi dan adsobsi.
e. Referensi
Anonim. 2009. http://monocotil.blogspot.com/2009/07/sejarah-penemuan-sel-dan-organel.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi) (Diakses tanggal 22 Oktober 2009)
Anonim. 2009. file:///C:/Documents%20and% 20Settings/Syam/ Desktop/ bab_1_sel_umum-6.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.nabble.com/-Zoologi--Perbedaan-Benda-Hidup-dan-Benda-Mati-td19772870.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009)

g. Senarai
- Nukleus = Inti sel
- Protoplasma = bagian sel yang hidup dan berfungsi mengatur semua kegiatan sel.

Reproduksi Sel dan Organisme

BAB VII
REPRODUKSI SEL DAN ORGANISME

A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang reproduksi sel, reproduksi pada tumbuhan rendan dan tumbuhan tinggi serta reproduksi pada hewan rendah dan hewan tinggi
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi perkembangbiakan dan genetika.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
B. Penyajian
Uraian dan contoh
7.1 Reproduksi Sel
Sel merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup, oleh karena itu sel sangat menentukan fungsi dan bentuk dari organ atau jaringan yang disusunnya. Kumpulan dari banyak sel dengan struktur dan fungsi yang sama disebut jaringan dan kumpulan jaringan dengan tujuan fungsi tertentu disebut organ. Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel mempunyai tujuan sebagai berikut :
• Regenerasi sel-sel yang rusak/mati
• Pertumbuhan dan perkembangan
• Berkembang biak (reproduksi)
• Variasi individu baru
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu amitosis, mitosis dan meiosis (pembelahan reduksi).
a. Pembelahan Amitosis
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.

b. Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah. Tahap-tahap mitosis terdiri atas empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. (Perhatikan Gambar ).

Gambar . Tahap-Tahap Pembelahan Mitosis
1. Profase
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
2. Metafase
Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate) (Campbell et al. 1999).
3. Anafase
Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).
4. Telofase
Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase. Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna histologi (Campbell et al. 1999).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et al. 1999).
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi pada pertengaha intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister chromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister chromatid itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.
c. Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Pembelahan ini menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium) merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk (spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n).
Dalam pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n). Lihat Gambar .
1) Meiosis 1
- Profase I
a. Leptoten
Kromatin menebal membentuk kromosom.
b. Zygoten
Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
c. Pakiten
Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu sentromer.
d. Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi rapat.
e. Diakenesis
Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
- Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
- Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.
- Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
2) Meiosis 2
- Profase II
a) Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b) Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c) Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e) Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
- Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya.
- Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
- Telofase II
a) Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b) Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c) Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.




Gambar . Tahap-Tahap Pembelahan Meiosis
Hasil akhir dari pembelahan secara meiosis adalah sebagai berikut.
 Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing haploid (n)
 Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
 Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).
7. 2 Reproduksi Pada Tumbuhan Rendah dan Tumbuhan Tinggi
a. Reproduksi Pada Tumbuhan Rendah
1. Reproduksi Aseksual Pada Tumbuhan Rendah
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Berikut adalah contoh-contoh reproduksi secara aseksual pada tumbuhan rendah.
a. Fisi
Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua bagian yang sama. Contoh : Pada pembelahan sel bakteri, pada Plasmodum, reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon.



b. Pembentukan Spora
Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru, spora dihasilkan oleh jamur, lumut, dan paku
c. Pembentukan tunas
Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru. Misalnya pada ganggang, lumut dan paku.
2. Reproduksi Seksual Pada Tumbuhan Rendah
Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan individu melalui persatuan gamet-gamet pada tumbuhan rendah. Reproduksi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
a. Isogami
Isogami (Isogamy) adalah penyatuan dua gamet yang secara morfologis tidak berbeda, yaitu tidak terdiferensiasi dalam makro dan mikrogamet. Isogamet biasanya dari galur minus atau plus; tetapi pada kapang lendir Physarum, satu isogamet dapat bersatu dengan setiap gamet selama keduanya secara genetik berbeda pada semua ketiga lokus polimorf.
b. Anisogami
Anisogami (Anisogamy) adalah keadaan yang melibatkan peleburan gamet-gamet yang berlainan ukuran dan/atau motilitasnya. Pada oogami (oogamy), gamet-gamet berbeda dalam kedua sifat tersebut. Tampaknya sperma sering menyumbangkan sentriol tunggal untuk zigot yang terbentuk.
c. Konyugasi
Konjugasi adalah perkembangbiakan secara seksual yaitu penyatuan dua gamet yang secara morfologis tidak diketahui betina dan jantannya.
b. Reproduksi Pada Tumbuhan Tinggi
1. Reproduksi Aseksual Pada Tumbuhan Tinggi
Reproduksi aseksual pada tumbuhan tinggi dapat dilakukan secara alami ataupun secara buatan. Reproduksi secara aseksual alami diantaranya :

d. Stolon
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman. Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
e. Akar Tinggal atau Rizoma
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
f. Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon bambu.
g. Tunas liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
h. Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.
i. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat mata tunas yang akan berkembang menjadi tanaman baru. Contoh: kentang dan Caladium.
Reproduksi secara aseksual buatan diantaranya :
j. Mencangkok
Suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.

k. Merunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
l. Menyetek
Menyetek / Nyetek, adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
m. Mengenten/Menyambung
Menyambung / Mengenten, adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik
2. Reproduksi Seksual Pada Tumbuhan Tinggi
Alat perkembangbiakan secara sexual pada tumbuhan adalah bunga. Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Untuk jelasnya perhatikan Gambar .

Gambar . Bagian-Bagian Bunga
a) Pembentukan gamet betina
Pada Angiospermae gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.
b) Penyerbukan
Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997). Butir serbuk/serbuk sari menempel pada kepala putik membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) inti generatif membelah 2 inti sperma sampai di mikropil, inti vegetatif mati satu inti sperma membuahi sel telur embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga endosperma (makanan cadangan bagi embrio). Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.
7.3 Reproduksi Pada Hewan Rendah dan Hewan Tinggi
a. Reproduksi Pada Hewan Rendah
1. Reproduksi aseksual pada hewan rendah
Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada tumbuhan. Biasanya reproduksi aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan pengganti dari reproduksi seksual. Reproduksi secara aseksual pada hewan rendah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni
n. Pertunasan
Tunas, merupakan calon individu baru yagn berupa tonjolan dan muncul pada tubuh individu induknya. Hewan yang berkembangbiak dengan cara ini misalnya hidradan obelia (ubur – ubur). Pada hydra, tunas berasal dari dinding tubuh induknya yang menonjol makin panjang. Setelah terbentuk tentakel, tunas akan mengambil makanannya sendiri, barulah tunas itu akan lepas dari induknyamembentuk individu baru. Sedangkan pada obelia (ubur – ubur), tunas itu akan bertahan pada tubuh induknya, sehingga membentuk koloni. Perkembangbiakan dengan tunas, terjadi pula pada porifera. Tunas menonjol dari tubuh poripera, setelah mencapai ukuran tertentu akan lepas dan menempel pada dasar. Seterusnya tunas akan tumbuh menjdi porifera baru.
o. Pembelahan sel
Cara ini di jumpai pada hewan – hewan bersel tunggal (filum protozoa). Pembelahannya terjadi dengan proses pembagian inti dan sitoplaama sengan bersamaan. Dari satu individu terbentuk dua individu baru yang sama dengan induknya. Protozoa yang bercangkang (misalnya euglipha), terjadi dua tahap.
p. Fragmentasi
Cara ini terjadi pada planaria (termasuk filum cacing pipih). Fragmentasi adalah terbentuknya individu baru dari ptongan tubuh induknya. Apabila seekor planaria dipotong menjadi tisa, ptongan satu bagian kepalanya, potongan kedua badanya, dan potongan ketiga adalah bagian ekornya. Perhatikan gambar di samping. Maka ketiga potongan tersebut masing – masing akan tumbuh sehingga menjdi tiga individu lengkap. Bagian kepala membentuk bagian ekor, bagian ekor akan membentuk kepala, dan bagian badn akan membentku kepala dan ekor. Begitu juga bila pelanaria bila di belah simetris menjadi dua bagian, masing – masing belahan akan membentuk individu baru.
q. Partenogenesis
Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan oleh hewan betina yang berkembang menjadi individu baru tanpa dibuahi, contohnya serangga. Pada beberapa kasus, partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan hewan tertentu untuk berkembang biak. Tetapi pada umumnya hewan tersebut melakukan partogenesis pada waktu tertentu, seperti yang dilakukan oleh Aphid (kutu daun) melakukan partenogenesis pada musim ketika banyak terdapat sumber makanan di sekelilingnya. Reproduksi secara partenogenesis lebih cepat daripada reproduksi secara seksual, hal ini memungkinkan jenis tersebut untuk memanfaatkan sumber makanan yang tersedia dengan cepat.

2. Reproduksi seksual pada hewan rendah
Selain melakukan reproduski secara aseksual, hewan rendah mampun melakukan reproduksi secara kawin, diantaranya sebagai berikut.
 Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
 Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
 Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
 Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
 Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
b. Reproduksi Pada Hewan Tinggi
Pada vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal) contohnya ikan dan katak. Yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Pada mammalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada reptil seperti cecak dan kadal menggunakan hemipenis (penis palsu), sedang pada bangsa burung misalnya : bebek, untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung kloaka.
Pada hewan yang melakukan fertilisasi internal dikenal adanya 3 macam perkembangan embrio
1. Ovipar/bertelur
Bila embrio berkembang di dalam telur..Misalnya : pada jenis-jenis burung dan ikan.
2. Ovovivipar/bertelur dan beranak
Bila embrio berkembang di dalam telur yang diinkubasi dalam tubuh dengan sumber nutrisi berasal dari telur. ....Misalnya : pada beberapa jenis ikan hiu.
3. Vivipar/beranak
Bila embrio tumbuh dan berkembang di dalam uterus dan mendapat ....nutrisi dari induknya melalui plasenya.....Misalnya : pada beberapa jenis mammalia.
Pada umumnya mammalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusui anaknya sampai anaknya mandiri. Beberapa perkecualian, misalnya : pada hewan paruh bebek (Platypus), bertelur, setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung (Marsupialia), contoh : kanguru, anaknya lahir muda (amat prematur) kemudian merayap masuk, kantung induknya, mencari putting susu, kemudian menyusu dalam kantung sampai mandiri.
1. Alat Reproduksi Mammalia Jantan
Yang berkaitan dengan produksi sperma terdiri dari sepasang kelenjar kelamin yang disebut testis yang disimpan dalam kantung disebut skrotum/kantung pelir. Di dalam testis terdapat saluransaluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Untuk keluar tubuh spermatozoa melewati saluran epididimis. Saluran ini kemudian melebar menjadi vas deferens yang bermuara pada uretra. Palo pertemuan uretra dengan vas deferens terdapat kelenjar prostat dan di sebelah belakangnya terdapat kelenjar cowper. Kedua kelenjar tersebut berfungsi menghasilkan sekret untuk memberi nutrisi dan mempermudah gerakan spermatozoa.
2. Alat Reproduksi Mammalia Betina
Pada manusia terdapat sepasang kelenjar kelamin yaitu ovarium yang berfungsi menghasilkan sel telur. Dalam ovarium terdapat folikel Grad yang akan berkembang menjadi sel telur (ovum). Ovarium dihubungkan dengan uterus (rahim) oleh suatu saluran yang disebut tabung fallopii (Tuba fallopii). Uterus merupakan saluran berongga yang lebih besar dengan bagian ujungnya bersatu membentuk saluran sempit yaitu vagina.
Alat Reproduksi pada pria maupun wanita pada dasarnya sama dengan alat reproduksi pada mamalia lain. Pria menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa yang berukuran sangat kecil dan berbentuk menyerupai berudu, sedangkan wanita menghasilkan sel telur (ovum) yang dibentuk di dalam ovarium.
Gametogenesis
Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis
1. Spermatogenesis
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis (lihat Gambar ).

Gambar . Spermatogenesis
Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
r. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
s. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
t. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
u. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
v. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
w. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.
2. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu (lihat Gambar ).

Gambar . Oogenesis
Berikut adalah proses pembentukan oogenesis
 Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
 Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
 Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
 Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
 Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
 Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
 Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).

Rangkuman
Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel mempunyai tujuan, yakni regenerasi sel-sel yang rusak/mati, pertumbuhan dan perkembangan, berkembang biak (reproduksi) dan variasi individu baru. Reproduksi sel ada 3 macam, yaitu reproduski sel, yaitu amitosis, mitosis dan meiosis (pembelahan reduksi).
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel, mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel dan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
Pada tumbuhan dan hewan baik yang rendah maupun yang tinggi dikenal adanya perkembangbaiakan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual adalah perkembangabiakan tanpa melalui peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina sebaliknya pada perkembangbiakan secara seksual terjadi proses peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Apa perbedaan antara reproduksi sel secara amitosis, mitosis dan meiosis.
2. Jelasakan beberapa macam perkembangbiakan secara aseksual pada hewan rendah
3. Jelaskan bagaimana proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.
- Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.
- Mengerjakan latihan.
c. Tindak lanjut
- Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.
- Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan untuk:
• Mempelajari kembali topik di atas dari awal.
• Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.
• Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam penyampaian materi atau diskusi.
d. Kunci Jawaban
1. Perbedaan reproduksi sel secara amitosis, mitosis dan meiosis
a. Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel.
b. Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel.
c. Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
2. Macam- macam perkembangbiakan secara seksual pada hewan rendah
a. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
b. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
c. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
d. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
e. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
3. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
a. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
b. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
c. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
d. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
e. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
f. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

e. Referensi
Anonim. 2009. http://www.juraganmedis.com/konsep-pembelahan-sel.html (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor- Pendamping/Praweda/Biologi/0113%20Bio%203-1b.htm (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Mitosis (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/ Gambar/ mitosis_meiosis/ mitosis.jpg (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.crayonpedia.org/mw/ C._Pembelahan_Sel_Secara_ Meiosis_12.1 (Diaksesd tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://ilmupedia.com/akademik/21/96-reproduksi-aseksual--vegetatif.html (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http:// edijoeyh.files. wordpress.com/2008/09/3131.gif&imgrefurl (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/30/pembungaan-penyerbukan-dan- pembuahan-tanaman/ (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://makalah85.blogspot.com/2008/11/perkembangbiakan.html (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://reproduksimanusia.blogspot.com/2009/05/reproduksi- hewan_11.html (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/06/24/56/ (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.como.wa.edu.au/uploads/media/Oogenesis_01.jpg (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://iceteazegeg.files.wordpress.com/2009/02/spermatogenesis.jpg (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
f. Senerai
Gamet = sel kelamin